KAJIAN PUTAKA
TEH
1. Sejarah Tanaman Teh
Tanaman teh termasuk genus
Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia
Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa.
Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang dikonsumsi sebagai
minuman penyegar,
genus Cammelia ini juga
mencakup banyak jenis tanaman hias Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan
negaranegara China selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma
Timur dan India Timur Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan
tropis dan subtropis.
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia
tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama
Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta Pada tahun 1694,
seorang pendeta bernama F.
Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman
Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. Pada tahun 1826 tanaman teh
berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun
Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Berhasilnya penanaman percobaan skala
besar di Wanayasa (Purwakarta) dan di Raung (Banyuwangi) membuka jalan bagi
Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson,
seorang ahli teh, menaruh landasan bagi usaha
perkebunan teh di Jawa. The dari Jawa tercatat pertama kali diterima di
Amsterdam tahun 1835. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri
Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun
Gambung, Jawa Barat. Dengan masuknya teh Assam tersebut ke Indonesia, secara
berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam, dan sejak itu pula
perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas.Pada tahun 1910 mulai
dibangun perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara
2. Komponen Bioaktif Teh
Daun teh mengandung
polifenol 30%, kafein 4%, gula dan getah 3%, asam amino 7%, mineral 4%, protein 16%,
lemak 8%, klorofil dan pigmen 1.5%,
pati 0.5%, serat kasar, lignin, dan lain-lain 22%. Kandungan zat kimia yang
paling banyak dalam daun teh hijau adalah polifenol (katekin) sekitar 30%. Teh mengandung bermacam-macam zat bioaktif. Zat
bioaktif dalam teh terutama merupakan golongan flavonoid. Flavonoid yang
ditemukan pada teh terutama berupa flavanol dan flavonol. Selain
flavonoid, teh juga mengandung asam amino bebas yang disebut sebagai L-theanin
Stress adalah reaksi tubuh
terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres membuat tubuh untuk
memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat
memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih
cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stres
ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang
biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang terlalu banyak dan
berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan.
Gejala-gejala
a.
Menjadi mudah
tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega.
b.
Bertindak secara
agresif dan defensive
c.
Merasa selalu lelah
d.
Sukar konsentrasi atau
menjadi pelupa.
e.
Palpitasi atau jantung
berdebar-debar.
f.
Otot-otot tegang.
g.
Sakit kepala, perut
dan diare.
h.
Komplikasi
i.
Tekanan darah tinggi
dan serangan jantung.
j.
Sakit mental,
hysteria.
k.
Gangguan makan seperti
hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.
l.
Tidak bisa tidur
(insomnia).
m.
Migren/kepala pusing.
n.
Sakit maag.
o.
Serangan asma yang
tambah berat.
p.
Ruam kulit.
Penyebab
a)
Kejadian hidup
sehari-hari baik gembira dan sedih seperti:
1)
Menikah/mempunyai
anak.
2)
Mulai tempat kerja
baru/pindah rumah/emigrasi.
3)
Kehilangan orang yang
dicintai baik karena meninggal atau cerai.
4)
Masalah hubungan
pribadi.
b)
Pelajaran sekolah
maupun pekerjaan yang membutuhkan jadwal waktu yang ketat, dan atau bekerja
dengan atasan yang keras dan kurang pengertian.
c)
Tidak sehat.
d)
Lingkungan seperti
terlalu ramai, terlalu banyak orang atau terlalu panas dalam rumah atau tempat
kerja.
e)
Masalah keuangan
seperti hutang dan pengeluaran di luar kemampuan.
f)
Kurang percaya diri,
pemalu
g)
Terlalu ambisi dan
bercita-cita terlalu tinggi.
h)
Perasaan negatif
seperti rasa bersalah dan tidak tahu cara pemecahannya,
i)
frustasi.
j)
Tidak dapat bergaul,
kurang dukungan kawan.
k)
Membuat keputusan
masalah yang bisa merubah jalan hidupnya atau dipaksa untuk merubah
nilai-nilai/prinsip hidup pribadi. Yang dapat anda lakukan
3. Varietas Teh
Spesies : C. sinensis
Gambar
2.1
Teh Hijau
Di bawah ini merupakan keterangan sejumlah jenis teh yang
umum / khusus. Daftar ini hanya sejumlah pilihan. Sebagai tambahan terhadap
daftar di bawah ini, masih banyak varietas teh lokal dari berbagai negara yang
bias ditemukan.
Bancha
Gambar 2.2
Teh Bancha
Bancha adalah teh tradisional dari Jepang. Dihasilkan
selama produksi Sencha (lihat di bawah) dan daunnya lebih kasar, rendah kafein
serta tinggi zat tannin.
Bunga Kwai
Teh Cina ini diberi nama Bunga Kwai yang berasal dari
kumpulan bunga Osmanthus. Tumbuhan ini juga berasal dari Cina, merupakan
tanaman beraroma manis dengan cita rasa yang kuat. Di Cina tanaman ini juga
digunakam dalam pembuatan berbagai macam bahan makanan seperti gula dan minuman
anggur..
Chun Mee
Gambar 2.3
Teh chun mee
Teh hijau
berasal dari Cina dengan daun yang panjang dan menggulung.
Darjeeling
Pada awal abad ke-19. Kolonial Inggris secara sistematis
memperkenalkan perkebunan teh yang luas di lereng Himalaya . Sinar matahari
yang terik di pegunungan dan temperatur yang rendah di malam hari menyebabkan
dedaunan pohon teh tumbuh lambat, menghasilkan teh dengan aroma istimewa dan
lembut. Teh Darjeeling menduduki ranking terbaik dan paling mahal diantara
jenis-jenis lain di dunia.
Dimbula
Teh yang tumbuh di kawasan Ceylon barat. Merupakan teh
kelas satu yang berproduksi tinggi.
Dooars
Teh yang tumbuh di daerah India bagian utara, tepatnya di
Assam bagian barat, aroma yang kuat mengingatkan pada teh Assam.
Dragon Pearl
Merupakan jenis yang sangat langka dan teh istimewa yang
digulung menggunakan tangan, berdaun hijau dengan ujung perak (terkenal dengan
nama Jarum Perak).
English Breakfast
Gambar 2.4
Teh English breakfast
Teh campuran dikarakterisasikan dengan rasa Inggris. Selalu
didasarkan pada teh dari Assam dan Ceylon
Genmaicha
Gambar 2.5
Teh genmaicha
Teh yang berasal dari Jepang dengan aroma beras coklat
panggang dan popcorn .
Merupakan minuman berwarna coklat muda beraroma sedap: sedikit asin, berasa
biji-bijian dengan menyembunyikan rasa manis.
Green Monkey
Pegunungan Tai-Mu di daerah utara propinsi Fujian di Cina
adalah asal dari teh istimewa ini, dimana dibuat secara hati-hati menggunakan
tangan untuk memberikan kesegaran tersendiri, berkarakter lembut dan pucuk daun
putih.
Green Mu Dan
Teh mawar hijau. 50 pucuk daun muda dijalin bersama pada
teh mawar dengan menggunakan tangan. Mengembangkan bentuk utuhnya dengan baik
dan beraroma sedap ketika diseduh dengan air panas.
Green Pekoe
Berasal dari propinsi Fujian di Cina : tipis, digulung
dengan seksama, daun pucuk. Segar, beraroma sedap dan nyata, minuman berwarna
hijau pucat.
Gu Zhang Mao Jian
Teh Cina berasal dari Pegunungan Wuyi sepanjang Sungai
Quishui. Sedikit manis, berkarakter seperti kastanye. Dipanen selama 10 hari di
musim semi dan sedikit difermentasi.
Gunpowder
Gambar 2.6
Teh gunpowder
Varietas teh hijau dengan daun keras dan bergulung dengan
rapat. Daunnya digulung seperti bentuk bola dengan ukuran seragam menggunakan
telapak tangan dan diatas panci perebus.
Gyokuro
Jenis khusus dari Jepang. Teh eksklusif yang terkenal
sebagai “tetesan embun halus'' yang diteduhkan dengan tikar dari anyaman batang
padi atau aluminium foil selama beberapa minggu sebelum dipanen untuk
mengurangi kadar tannin dan meningkatkan kadar kafein.
Hazelbank
Dari kebun kecil namun menarik di wilayah Assam di India,
memproduksi salah satu teh terbaik di dunia. Dinamakan demikian dari Hazel,
anak perempuan dari pegawai sipil, Dr. Mead. Daun yang penuh, ukuran dan warna
dari Hazelbank membuat teh ini menjadi favorit diantara pedagang.
Highgrown
Teh yang berwarna sangat pucat dengan aroma lembut tumbuh
di daerah pegunungan di Ceylon .
Hui Ming
Teh Hui Ming namanya diambil dari nama Kuil Huiming di
Jungnning, propinsi Zhejiang, Cina bagian selatan. Bertepatan dengan upacara
pembukaan terusan Panama pada tahun 1915, digelar pameran internasional yang
diselenggarakan di San Francisco untuk setiap negara yang terpilih atas produk
terbaiknya. Teh Cina terpilih sebagai yang terbaik dan mendapatkan medali emas.
Sejak itu dikenal secara luas sebagai Medali Emas Hui Ming.
Java
Jawa memproduksi teh yang berasa kuat, gelap, dan sedap kebanyakan
berupa remahan (hancur) – selama musim kering. Berkualitas tinggi.
Keemun
Gambar2.7
Teh keemun
Teh berdaun hitam klasik dari Cina dengan daun kecil,
lembut dan beraroma manis. Kadar kafeinnya rendah dibandingkan teh hitam
lainnya. Digunakan sebagai komponen dalam berbagai macam “Teh Rusia” karena
kadar tanninnya yang rendah.
Kokicha
Teh khusus dari Jepang. Teh hijau, pertama-tama ditumbuk
halus sebelum dipadatkan dengan proses khusus kemudian dipotong kecil
memanjang. Lebih disukai segar dengan warna yang lembut, pucat. Versi lain dari
kategori ini adalah “Teh Urat Kecil”. Daun yang hancur dicampur dengan potongan
halus ranting pohon teh.
Lapsang Souchong
Gambar 2.8
Teh Souchong
Teh hitam Cina
klasik, dibumbui dengan aroma akar pohon cemara yang diasapi.
Lung Ching
Teh hijau dari Cina dengan daun panjang dan datar. Daunnya
pertama-tama direntangkan dengan jari kemudian ditekan secara mendatar.
Matcha
Teh hijau bubuk dari Jepang, terutama digunakan dalam acara
minum teh ala Jepang. Muscatel, Teh yang berasal dar wilayah Darjeeling, yang
dipetik pada akhir musim semi.
Pai Mu Tan
Berarti “Peony Putih'', teh putih ini beraroma bunga dan
lembut. Berasal dari pucuk daun (Jarum Perak) dan daun kedua dari bagian
teratas, yang berwarna hijau jamrud, dan sedikit diuapi. Lihat juga Teh Putih.
Pettiagalla
Mempunyai cita rasa yang sangat lembut. Berdaun panjang dan
liat, beraroma harum sangat kuat. Perkebunannya terletak di daerah dengan
ketinggian 1.000 m di distrik Balangoda.
Pi Lo Chun
"Siput Hijau Musim Semi". Teh hijau berdaun liat
yang memiliki bau wangi yang segar dan istimewa serta mempunyai rasa
buah-buahan.
Pu Erh
Gambar 2.9
Teh Puerh
Pu Erh (Pou Nei) teh berasa kuat dengan daun yang
berdaging, berasal dari propinsi Yunnan di Cina. Namanya didapat nama kota Pu
Erh, dimana teh dijual melalui kota ini. Mempunyai aroma tanah yang sangat
kuat, dan dapat merembes. Pu Erh diproduksi berdasarkan metode tradisional yang
bernilai tinggi yang telah digunakan selama kurang lebih 2.000 tahun yang lalu
di Cina.
Sencha
Gambar 2.10
Teh Sencha
Sencha mungkin merupakan jenis teh yang paling populer di
Jepang dimana memiliki daun datar dan panjang. Sencha Jepang memiliki rasa
segar dan sedikit manis, sedangkan Sencha Cina mengingatkan pada bau rumput
kering segar dan beraroma kuat.
Silver Sprout
Silver sprout adalah teh berdaun seperti sabit merupakan
minuman berwarna kuning kehijauan serta beraroma lembut dan sangat segar.
Snow Buds
Teh hijau dengan pucuk daun berwarna putih dan merupakan
minuman berwarna madu “berkarakter Teh Putih” yang sedap, mempunyai rasa lembut
dan licin. Lihat juga teh Putih.
Teh Melati
Gambar 2.11
Teh Melati
Kemungkinan merupakan teh beraroma yang terbaik dari Teh
Cina. Diberi wewangian secara eksklusif dengan bunga melati yang lembut, dimana
aroma wangi bunga melati akan hilang setelah 20 jam pemetikan, dan karenanya
harus segera ditambahkan ke dalam teh untuk memberikan aroma yang dikehendaki.
Teh Putih
Teh putih pada mulanya berasal dari daerah pegunungan di
wilayah Fujian, Cina bagian selatan. Daun teh dengan lembut dan pelan diuapi di
udara terbuka serta ditangani dengan hati-hati. Terbuat hanya dari bagian pucuk
daun (Jarum Perak) dan daun kedua dari bagian teratas. Kadar tannin dan
kafeinnya sangat rendah. Lihat juga Pai Mu Tan.
Young Hyson
Teh Cina berasal dari propinsi Zhejiang . Proses
pembuatannya, daun yang tebal dan berwarna kuning-kehijauan digulung hingga
berbentuk panjang dan tipis. Menghasilkan minuman hijau dan beraroma kuat.
Yunnan
Gambar 2.12
Teh Yunanan
Yunnan dikatakan sebagai tempat lahirnya teh. Propinsi ini
terletak di bagian tenggara Cina, dimana masih ditanam teh dengan rasa kuat,
yang berdaun tebal dan pucuk daun keemasan. Sedikit ada kesamaan dengan teh
dari asam.
tify�
w.ehGl��n%'>3.4.4 Pengolahan Media Tanam
1.
Persiapan lahan
Karena lahan baru merupakan konversi dari hutan, semak atau
lahan pertanian lain, maka perlu dilakukan survey dan pemetaan tanah yang
datanya akan menunjang pembuatan peta kebun dan perlengkapannya, pembuatan
fasilitas air dan juga jalan.
a.
Pembongkaran pohon dan tanggul pohon
dibongkar sampai akarnya dengan menggunakan takel berkekuatan 3-5 ton, atau
dimatikan dulu dengan arborisida sebelum dibongkar.
b.
Pembersihan lahan (babad) di musim
kemarau dilakukan setelah pembongkaran selesai, sampah dibuang ke tempat yang
tidak ditanami teh dan jangan dibakar.
c.
Pembersihan
gulma (nyasap) di musim kemarau tanah diolah dengan
cangkul sedalam 5-10 cm untuk membersihkan gulma.
d.
Pengolahan tanah
1)
Tanah dicangkul sedalam 60 cm sampai gembur dan
biarkan 2-3 minggu.
2)
Olah kembali sedalam 40 cm.
3)
Lakukan pengukuran dan pematokan sehingga
terbentuk petakan 20 x 20 m.
2.
Pembuatan jalan
Lebar
jalan kebun cukup 1 meter.
3.
Pembuatan selokan drainase menurut kemiringan
dan letak jalan kebun.
3.4.5 Pembukaan Lahan
Lahan yang digunakan terdiri atas lahan tempat tumbuh
tanaman teh tua yang populasinya masih cukup banyak 30-50%.
1.
Pembongkaran pohon pelindung pohon
dibongkar bersama akarnya.
2.
Pembongkaran tanaman teh tua
untuk lahan yang landai dapat dilakukan dengan pencabutan dengan tekel, tetapi
jika kemiringan > 30% perdu dimatikan dengan bahan kimia arborisida
3.
Sanitasi lahan untuk menghindari penyakit
cendawan akar yang berasal dari tanaman tua dilakukan penanaman rumput
Guatemala selama 2 tahun atau Fumigasi dengan metil bromil sebanyak 0,25 kg/10
m2 lahan. Tutup lahan dengan lembaran plastik dan alirkan fumigan, biarkan 2
minggu. Lahan dikeringanginkan 2 minggu.
4.
Pengolahan tanah untuk lahan yang perdu
tehnya dicabut, lahan diolah dengan cara seperti 3.2.1., tetapi jika digunakan
arborisda untuk mematikan perdu, tanah tidak perlu diolah cukup diratakan.
3.4.6 Teknik Penanaman
Penentuan
Pola Tanam
Sebelum dibuat lubang tanam, lahan diajir sesuai dengan
jarak tanam yang akan dipakai.
1.
Datar s/d 15%: jarak tanam 120 x 90 cm; jumlah
9.260 pohon; penanaman baris tunggal lurus
2.
15-30%: jarak tanam 120 x 75 cm; jumlah 11.110
pohon; penanaman baris tunggal lurus
3.
> 30%: jarak tanam 120 x 60 cm; jumlah 13.888
pohon; penanaman sesuai kontur
4.
Batas tertentu: jarak tanam 120 x 60 x 60 cm;
jumlah 18.500 pohon; penanaman baris berganda
3.4.7 Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x40 cm untuk bibit
asal stump biji dan 20 x20 x20 cm untuk bibit asal stek
1.
Cara Penanaman
a.
Masukkan pupuk dasar ke dalam lubang yaitu 11
gram urea, 5 gram TSP dan kg KCl.
b.
Jika pH tanah > 6, masukkan belerang murni
10-15 gram.
c.
Jika bibit berasal dari stump biji:
1) Bibit berumur 2
tahun, panjang akar 30 cm, tinggi batang 20 cm.
2) Stump ditanam
tegak lurus, padatkan tanah di sekitar batang.
3) Ratakan tanah, jangan
sampai terjadi cekungan di sekitar batang.
2.
Jika bibit berasal dari stek:
a.
Sobek polibag bagian bawah dan bagian sisi.
b.
Tarik ujung polibag bawah ke bagian atas
sehingga tanaman terbuka.
c.
Masukkan ke dalam lubang tanam, timbun dan
padatkan tanah di sekeliling batang.
d.
Polybag ditarik hati-hati melalui tajuk tanaman.
e.
Ratakan tanah, jangan sampai terjadi cekungan di
sekitar batang.
Tanaman pelindung sementara dan tetap sangat diperlukan jika
teh ditanam di dataran rendah. Tanaman pelindung sementara adalah Crotalaria
sp.dan Tephrosis sp. yang ditanam di antara 2 barisan tanaman teh. Penanaman
dilakukan dengan biji setelah teh ditanam.
Tanaman pelindung tetap ditanam jika pelindung sementara
sudah tidak bisa dipertahankan (2-3 tahun). Tanaman pelindung tetap ditanam 1
tahun sebelum teh ditanam berupa Albizia falcata, A. sumatrana, A. procera, A.
chinensis, Leucaena glabrata, L. glauca, Erythrina subumbrans, Gliricida
maculata, Acacia decurens.
3.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan
dan Penyulaman
Tanaman mati diganti tanaman baru dengan bibit yang sama,
penyulaman dimulai dua minggu setelah tanam sampai dua bulan menjelang kemarau.
Bibit sulaman yang diperlukan pada tahun pertama adalah 10% dan tahun kedua 5%.
Pada tahun ke tiga, tanaman teh mulai menghasilkan (Tanaman Menghasilkan/TM).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengolahan Dan Jenis Mutu Teh
Teh diperoleh dari pengolahan
daun tanaman teh (Camellia sinensis L) dari familia Theaceae.
Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan
daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India,
dan Burma. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropik dan subtropik dengan
menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh dapat
tumbuh sampai sekitar 6-9 m tinggi. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh
dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m tinggi dengan pemengkaan secara berkala.
Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas
dau teh yang cukup banyak.
Tanaman teh umumnya mulai dapat
dipetik daunnya secara menerus setelah umur 5 tahun. Dengan pemeliharaan yang
baik tanaman teh dapat memberi hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun.
Kebun-kebun teh karenanya perlu senantiasa memperoleh pemupukan secara teratur,
bebas serangan hama penyakit tanaman, memperoleh pemangkasan secara baik,
memperoleh curah hujan yang cukup. Kebun-kebun teh perlu diremajakan setelah
tanaman tehnya berumur 40 tahun ke atas.
Tanaman teh dapat tumbuh subur
di daerah-daerah dengan ketinggian 200-2.000 m di atas permukaan laut. Di
daerah-daerah yang rendah umumnya tanaman teh kurang dapat memberi hasil yang
cukup tinggi. Tanaman teh menghendaki tanah yang dalam dan mudah menyerap air.
Tanaman tidak tahan terhadap kekeringan serta menuntut curah hujan minimum
1.200 mm yang merata sepanjang tahun.
Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang
dipetik sekali dengan selang 7 sampai 14 hari, tergantung dari keadaan tanaman
di masing-masing daerah. Cara pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil
teh, juga sangat menentukan mutu teh yang dihasilkannya. Dibedakan cara
pemetikan halus (fine plucking) dan cara pewmetikan kasar (coarse
plucking). Pemetikan daun hingga kini masih dilakukan oleh tenaga manusia,
bahkan sebagian besar oleh tenaga-tenaga wanita. Untuk menghasilkan teh mutu
baik perlu dilakukan pemetikan halus, yaitu: hanya memetik daun pucuk dan dua
daun di bawahnya. Ada pula yang melakukan pemetikan medium, dengan juga memetik
bagian halus dari daun ketiga di bawah daun pucuk. Pemetikan kasar sering pula
dilakukan beberapa perkebunan (rakyat), yaitu: pemetikan daun pucuk dengan tiga
atau lebih banyak daun di bawahnya, termasuk batangnya.
Perkebunan teh terpusat di
dataran menengah dan tinggi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Bengkulu, Sumatera Selatan. Pada tahun 1990 luas perkebunan teh di Indonesia
129.500 ha. Produksi teh pada tahun 1998 mencapai 136.109 ton. Klasifikasi
botani tanaman teh adalah sebagai berikut:
Divisi :
Spermatopyta
Sub : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Transtroemiaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis L.
Varietas utama adalah varietas
China, Asam dan Cambodia. Klon anjuran Balai Penelitian Perkebunan Gambung
tahun 1878-1988 adalah Seri Gambung: Gmb 1, Gmb 2, Gmb 3 dan Gmb 4. Varitas
lain berasal dari Jepang yang ditanam di perkebunan rakyat seperti di Kebun Teh
hijau Jepang di Garut.
3.2 Manfaat Tanaman
Daun teh adalah bahan pembuat
minuman teh yang populer di seluruh penjuru dunia. Air teh yang kita minum
mengandung kafein, teofilin, vitamin A, B, C, zat yang tidak larut dalam air
seperti serat, protein dan pati serta zat yang larut di dalam air seperti gula,
asam amino dan mineral. Jadi selain sebagai minuman, teh juga mempunyai nilai
gizi. Disamping itu teh juga bisa dijadikan obat yaitu sebagai antidotum pada
keracunan oleh logam-logam berat dan alkaloida.
Daun teh barbau khan aromatik ,
rasanya agak sepet . Mengenai uraian makroskopiknya yaitu sebagai berikut:
1.
Helai daun dapat dikatakan cukup tebal, kaku
berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang, panjangnya tidak lebih dari 5
cm, bertangkai panjang
2.
Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun
muda permukaan bawahnya berambut sedang telah tua menjadi licin
3.
Tepi daun bergerigi, agak tergulung ke bawah,
berkelenjar yang khas dan terbenam
Kandungan zat pada daunnya
1%-4% kofeine, 7%-15% tanin dan sedikit minyak atsiri. Dalam penggunaan sebagai
obat antidotum pada keracunan oleh logam-logam berat dan alkaloida, petiklah
kuncup daun berikut 2-3 helai dau dibawahnya, digulung dan difermentasikan
untuk kemudian diberikan pada penderita.
3.3 Syarat Pertumbuhan
3.3.1 Iklim
a.
Curah hujan sebaiknya tidak kurang dari 2.000
mm/tahun.
b.
Tanaman memerlukan matahari yang cerah. Tanaman
teh tidak tahan kekeringan.
c.
Suhu udara harian tanaman teh adalah 13-25
derajat C.
d.
Kelembaban udara kurang dari 70%.
3.3.2 Media Tanaman
1.
Jenis tanah yang cocok untuk teh adalah Andosol,
Regosol dan Latosol. Namun teh juga dapat dibudidayakan di tanah Podsolik
(Ultisol), Gley Humik, Litosol dan Aluvia. Teh menyukai tanah dengan lapisan
atas yang tebal, struktur remah, berlempung sampai berdebu, gembur.
2.
Derajat keasaman tanah (pH) berkisar antara
4,5-6,0.
3.
Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di
Indonesia dibagi menjadi 2 daerh yaitu:(1) dataran rendah: sampai 800 m dpl;
(2) dataran sedang: 800-1.200 m dpl; dan (3) dataran tinggi: lebih dari 1.200
meter dpl. Perbedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan
kualitas teh.
3.3.3 Ketinggian Tempat
Tergantung dari klon, teh dapat tumbuh di
dataran rendah pada 100 m dpl sampai di ketinggian lebih dari 1.000 m dpl.
3.4 Pedoman Teknis Budidaya
3.4.1 Pembibitan
Tanaman diperbanyak dengan biji atau stek daun. Dari segi
produksi, sebaiknya tanaman diperbanyak dengan stek daun.
a.
Persyaratan benih
Diambil dari kebun biji, berupa biji jatuhan, tidak
terserang kepik biji dan besar. Biji disimpan di dalam kaleng yang ditutup
rapat dengan kelembaban 35-38% dan segera disemaikan setelah dipungut.
1). Perkecambahan dalam badengan
-
Pasir setebal biji teh dihamparkan pada kotak
papan 1 x 2 m.
-
Taburkan benih di atas hamparan pasir.
-
Hamparkan kembali pasir di atas benih.
-
Lakukan kembali langkah b dan c sampai didapat
tumpukan pasir-benih sebanyak 3 tumpuk.
-
Tutup bagian atas tumpukan dengan karung goni
basah.
-
Naungi bedengan dengan daun kering.
-
Setelah 1 minggu, biji yang retak atau
berkecambah ditanamkan pada bedengan atau polibag.
2). Penanaman
-
Di Bedengan: tanah untuk persemaian di bedengan
harus gembur dan subur, jarak tanam kecambah teh 15 x 20 cm atau 20 x 20 cm, kecambah
dibenamkan, ditimbun tanah dengan ketebalam 0,5-1 cm (setebal benih) dan
ditutupi dengan potongan daun guatemala, atau alang-alang. Bedengan dinaungi
dengan naungan individu.
-
Di polibag dengan ukuran 12 x 25 cm dengan media
dan cara penanaman yang sama. Setelah itu polibag berisi kecambah diletakkan di
dalam bedengan yang dinaungi.
-
Pemeliharaan meliputi penyemprotan fungisida
Dithane M-45 0,2% dan insektisida Demicron 0,2%. Penyiraman teratur agar tidak
kekeringan, pemupukan 2-3 bulan setelah tanam dengan pupuk daun Bayfolan 15
cc/10 liter.
-
Bibit di polibag dipindahtanamkan pada umur
10-12 bulan, bibit di bedengan dipindahkan ke kebun pada umur 1 tahun (puteran)
dan 2-3 tahun (stump).
3.4.2 Pembibitan Stek Daun
Stek ditanam di dalam polibag berisi media tanah. Polibag
ini disusun di dalam bedengan yang terletak di dalam naungan pembibitan.
a.
Bahan tanaman
1.
Ranting stek diambil berumur 4-5 bulan setelah
pangkas, mulai berkayu dan berwarna coklat. Posisi ranting stek (stekres) tegak
lurus (vertikal).
2.
Stekres berasal dari induk yang ditanam di kebun
induk (Multiplication plant, MP).
3.
Panjang tangkai stek 3-4 cm dipotong miring 45o
ke arah luar dan memiliki 1 helai daun.
4.
Jumlah stek dari stekres antara 2-5 stek/stekres
diambil dari batas pangkal ranting yang berwarna coklat sampai daun ke tiga
dari peko (pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif).
5.
Stek direndam di dalam larutan Dithane M-45
15-25 gram/liter selama 1-2 menit.
b.
Media stek
1.
Struktur tanah gembur, sedikit berliat, pH
4,5-5,5, bebas nematoda dan sisa akar/tanaman.
2.
Diperlukan dua macam tanah: 2/3-3/4 bagian
lapisan tanah atas (top soil) untuk mengisi bagian bawah polibag ukuran 12×25
cm; 1/4-1/3 bagian lapisan tanah bawah (sub soil) untuk mengisi bagian atas
polibag. Sebelumnya tanah disaring dengan saringan 1-2 cm.
3.
Tanah difumigasi Dithane M-45 dengan dosis
300-400 gram/m3 tanah. Dithane dicampur merata pada tanah saat dimasukkan ke
polibag.
4.
Jika pH tanah terlalu tinggi, keasaman
ditingkatkan dengan tawa sebanyak 1/2-1 kg/m3 tanah bersama dengan pemberian
Dithane M-45.
5.
Pemupukan dasar hanya diberikan pada tanah
lapisan atas: SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 500 gram/m3 tanah.
a)
Setengah bagian bawah polibag 12 x 25 cm diberi
5-6 lubang dengan diameter 0,5-1 cm.
b)
2. 2/3-3/4 bagian lapisan tanah atas (top
soil) mengisi bagian bawah polibag, 1/2-1/3 bagian lapisan tanah bawah (sub
soil) mengisi bagian atas. Tanah dalam kondisi kering angin.
c)
Polibag disusun di dalam bedengan (1 m bedengan
untuk 156-168 polibag).
d)
Satu hari sebelum tanam, bedengan disiram air.
e)
Buat lubang tanah 2-3 cm.
f)
Tanamkan stek di lubang tanam dengan posisi daun
tegak, searah dan tidak saling tindih. Padatkan tanah di sekitar stek.
g)
Siram bedengan dan tutupi dengan selimut
plastik, ujungnya ditimbun tanah sehingga membentuk parit.
h)
Pelihara 3 bulan dalam kelembaban 90%.
6.
Pengisian tanah ke polibag
7.
Penanaman stek
8.
Pembuatan naungan pembibitan Ukuran naungan
pembibitan adalah 3 x 2,5 m atau 4,5-2,5 m dengan tinggi 2 m. Setengah bedengan
terbuat dari bilik dan bagian atasnya ditutup jarang dengan wide. Pasang reng
bambu di bagian atas bangunan ini dan tutup dengan rerumputan sehingga cahaya
matahari yang masuk sekitar 25% pada 3-4 bulan pertama. Lebar
bedengan 90-100 cm, tinggi 15 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan kondisi
lapangan. Rangka sungkup terbuat plastik dengan tinggi lengkungan 60-70 cm.
3.4.3 Pemeliharaan Pembibitan
1.
Pengaturan intensitas matahari
2.
0-3 bulan: 25-30%, naungan tertutup seluruhnya.
3.
4-5 bulan: 30-40%, atap diperjarang.
4.
6-7 bulan: 50-75%, atap lebih diper jarang lagi.
5.
7-12 bulan: 90-100%, atap diperjarang.
6.
> 1 tahun: 90-100%, atap terbuka sampai
dibuka
7.
Penyiraman dilakukan bila perlu.
a.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 4
bulan dengan pupuk daun Bayfolan 15 cc/15 liter air atau larutan urea 10-20
gram/liter, 1-2 minggu sekali.
b.
Pengendalian hama penyakit: Menutup sungkup
segera bila ada serangan, menyemprot Dihane M-45 atau Cobox pada dosis
0,1-0,2%.
c.
Seleksi bibit dilakukan pada umur 6 bulan.
3.4.4 Pengolahan Media Tanam
1.
Persiapan lahan
Karena lahan baru merupakan konversi dari hutan, semak atau
lahan pertanian lain, maka perlu dilakukan survey dan pemetaan tanah yang
datanya akan menunjang pembuatan peta kebun dan perlengkapannya, pembuatan
fasilitas air dan juga jalan.
a.
Pembongkaran pohon dan tanggul pohon
dibongkar sampai akarnya dengan menggunakan takel berkekuatan 3-5 ton, atau
dimatikan dulu dengan arborisida sebelum dibongkar.
b.
Pembersihan lahan (babad) di musim
kemarau dilakukan setelah pembongkaran selesai, sampah dibuang ke tempat yang
tidak ditanami teh dan jangan dibakar.
c.
Pembersihan
gulma (nyasap) di musim kemarau tanah diolah dengan
cangkul sedalam 5-10 cm untuk membersihkan gulma.
d.
Pengolahan tanah
1)
Tanah dicangkul sedalam 60 cm sampai gembur dan
biarkan 2-3 minggu.
2)
Olah kembali sedalam 40 cm.
3)
Lakukan pengukuran dan pematokan sehingga
terbentuk petakan 20 x 20 m.
2.
Pembuatan jalan
Lebar
jalan kebun cukup 1 meter.
3.
Pembuatan selokan drainase menurut kemiringan
dan letak jalan kebun.
3.4.5 Pembukaan Lahan
Lahan yang digunakan terdiri atas lahan tempat tumbuh
tanaman teh tua yang populasinya masih cukup banyak 30-50%.
1.
Pembongkaran pohon pelindung pohon
dibongkar bersama akarnya.
2.
Pembongkaran tanaman teh tua
untuk lahan yang landai dapat dilakukan dengan pencabutan dengan tekel, tetapi
jika kemiringan > 30% perdu dimatikan dengan bahan kimia arborisida
3.
Sanitasi lahan untuk menghindari penyakit
cendawan akar yang berasal dari tanaman tua dilakukan penanaman rumput
Guatemala selama 2 tahun atau Fumigasi dengan metil bromil sebanyak 0,25 kg/10
m2 lahan. Tutup lahan dengan lembaran plastik dan alirkan fumigan, biarkan 2
minggu. Lahan dikeringanginkan 2 minggu.
4.
Pengolahan tanah untuk lahan yang perdu
tehnya dicabut, lahan diolah dengan cara seperti 3.2.1., tetapi jika digunakan
arborisda untuk mematikan perdu, tanah tidak perlu diolah cukup diratakan.
3.4.6 Teknik Penanaman
Penentuan
Pola Tanam
Sebelum dibuat lubang tanam, lahan diajir sesuai dengan
jarak tanam yang akan dipakai.
1.
Datar s/d 15%: jarak tanam 120 x 90 cm; jumlah
9.260 pohon; penanaman baris tunggal lurus
2.
15-30%: jarak tanam 120 x 75 cm; jumlah 11.110
pohon; penanaman baris tunggal lurus
3.
> 30%: jarak tanam 120 x 60 cm; jumlah 13.888
pohon; penanaman sesuai kontur
4.
Batas tertentu: jarak tanam 120 x 60 x 60 cm;
jumlah 18.500 pohon; penanaman baris berganda
3.4.7 Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x40 cm untuk bibit
asal stump biji dan 20 x20 x20 cm untuk bibit asal stek
1.
Cara Penanaman
a.
Masukkan pupuk dasar ke dalam lubang yaitu 11
gram urea, 5 gram TSP dan kg KCl.
b.
Jika pH tanah > 6, masukkan belerang murni
10-15 gram.
c.
Jika bibit berasal dari stump biji:
1) Bibit berumur 2
tahun, panjang akar 30 cm, tinggi batang 20 cm.
2) Stump ditanam
tegak lurus, padatkan tanah di sekitar batang.
3) Ratakan tanah, jangan
sampai terjadi cekungan di sekitar batang.
2.
Jika bibit berasal dari stek:
a.
Sobek polibag bagian bawah dan bagian sisi.
b.
Tarik ujung polibag bawah ke bagian atas
sehingga tanaman terbuka.
c.
Masukkan ke dalam lubang tanam, timbun dan
padatkan tanah di sekeliling batang.
d.
Polybag ditarik hati-hati melalui tajuk tanaman.
e.
Ratakan tanah, jangan sampai terjadi cekungan di
sekitar batang.
Tanaman pelindung sementara dan tetap sangat diperlukan jika
teh ditanam di dataran rendah. Tanaman pelindung sementara adalah Crotalaria
sp.dan Tephrosis sp. yang ditanam di antara 2 barisan tanaman teh. Penanaman
dilakukan dengan biji setelah teh ditanam.
Tanaman pelindung tetap ditanam jika pelindung sementara
sudah tidak bisa dipertahankan (2-3 tahun). Tanaman pelindung tetap ditanam 1
tahun sebelum teh ditanam berupa Albizia falcata, A. sumatrana, A. procera, A.
chinensis, Leucaena glabrata, L. glauca, Erythrina subumbrans, Gliricida
maculata, Acacia decurens.
3.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan
dan Penyulaman
Tanaman mati diganti tanaman baru dengan bibit yang sama,
penyulaman dimulai dua minggu setelah tanam sampai dua bulan menjelang kemarau.
Bibit sulaman yang diperlukan pada tahun pertama adalah 10% dan tahun kedua 5%.
Pada tahun ke tiga, tanaman teh mulai menghasilkan (Tanaman Menghasilkan/TM).
3.4.8 Hama
1.
Helopeltis antonii
Serangga dewasa seperti nyamuk, menyerang daun teh dan
ranting muda. Bagian yang diserang berbercak coklat kehitaman dan mengering.
Serangan pada ranting dapat menyebabkan kanker cabang. Pengendalian: pemetikan
dengan daur petik 7 hari, pemupukan berimbang, sanitasi, mekanis, predator
Hierodula dan Tenodera, Insektisida nthio 330 EC, Carbavin 85 WP, Mitac 200 EC.
2.
Ulat jengkal (Hyposidra talaca, Ectropis
bhurmitra, Biston suppressaria)
Ulat berwarna
hitam atau coklat bergaris putih, menyerang daun muda, pucuk dan daun tua,
serangan dapat di kebun atau persemaian. Daun yang diserang bergigi/berlubang.
Pengendalian: membersihkan serasah dan gulma, pemupukan berimbang dan
insektisida Lannate 35 WP, Lannate L.
3.
Ulat penggulung daun (Homona aoffearia)
Ulat berukuran 1-2,5 cm menyerang daun teh muda dan tua.
Daun tergulung dan terlipat. Pengendalian: cara mekanis, melepas musuh hayati
seperti Macrocentrus homonae, Elasmus homonae, insektisida Ripcord 5 EC.
4.
Ulat penggulung pucuk (Cydia leucostoma)
Ulat berukuran 2-3 cm berada di dalam gulungan pucuk teh.
Pengendalian: cara mekanis, hayati dengan melepas musuh alami Apanteles dan
insektisida Bayrusil 250 EC, Dicarbam 85 S, Sevin 85S.
5.
Ulat api (Setora nitens, Parasa lepida, Thosea)
Ulat berbulu menyerang daun muda dan tua, tanaman menjadi
berlubang. Pengendalian: cara mekanis, hayati dengan melepas parasit dan
insektisida Ripcord 5 EC dan Lannate L.
6.
Tungau jingga
(Brevipalpus phoenicis)
Berukuran 0,2 mm berwarna jingga, menyerang daun teh tua di
bagian permukaan bawah. Terdapat bercak kecil pada pangkal daun, tungau
membentuk koloni di pangkal daun, Lalu serangan menuju ujung daun, daun
mengering dan rontok. Pengendalian: (1) cara mekanis, pengendalian gulma,
pemupukan berimbang, predator Amblyseius, (2) insektisda Dicofan 460 EC,
Gusadrin 150 WSC, Kelthane 200 EC, Omite 570 EC.
3.4.9 Penyakit
1.
Cacar teh
Penyebab: jamur Exobasidium vexans. Menyerang daun dan
ranting muda. Gejala: bintik-bintik kecil tembus cahaya dengan diameter 0,25
mm, pada stadium lanjut pusat bercak menjadi coklat dan terlepas sehingga daun
bolong. Pengendalian: mengurangi pohon pelindung, pemangkasan sejajar permukaan
tanah, pemetikan dengan daur pendek (9 hari), penanaman klon tanah cacar PS 1,
RB 1, Gmb1, Gmb 2, Gmb 3, Gmb 4, Gmb 5, fungisida.
2.
Busuk daun
Penyebab: jamur Cylindrocladum scoparium. Gejala: daun induk
berbercak coklat dimulai dari ujung/ketiak daun, daun rontok, setek akan mati.
Pengendalian: mencelupkan stek ke dalam fungisida. Jika persemaian terserang
semprotkan benomyl 0,2%.
3.
Mati ujung pada bidang petik
Penyebab: jamurPestalotia tehae. Sering menyerang klon TRI
2024. Gejala: bekas petikan berbercak coklat dan meluas ke bawah dan mengering,
pucuk baru tidak terbentuk. Pengendalian: pemupukan tepat waktu, pemetikan
tidak terlalu berat, fungisida yang mengandung tembaga.
4.
Penyakit akar merah anggur
Di dataran rendah 900 meter dpl terutama tanah Latosol.
Penularan melalui kontak akar. Penyebab: jamur Ganoderma pseudoferreum. Gejala:
tanaman menguning, layu, mati. Pengendalian: membongkar dan membakar teh yang
sakit, menggali selokan sedalam 60-100 cm di sekeliling tanaman sehat, fumigasi
metil bromida atau Vapam.
5.
Penyakit
akar merah bata
Penyebab: jamur Proria hypolatertia. Di dataran
tinggi 1.000-1.500 meter dpl. Ditularkan melalui kontak akar, Gejala: sama
dengan penyakit akar merah anggur. Pengendalian: sama dengan penyakit akar
merah anggur.
6.
Penyakit akar hitam
Penyebab: jamur Rosellinia arcuata di daerah 1.500 meter dpl
dan R. bunodes di daerah 1.000 meter dpl. Gejala: daun layu, menguning, rontok
dan tanaman mati, terdapat benang hitam di bagian akar, di permukaan kayu akar
terdapat benang putih (R. arcuata) atau hitam (R. bunodes). Pengendalian: sama
dengan penyakit akar umumnya.
7.
Jamur akar coklat jamur kanker belah, jamur
leher akar, jamur busuk akar , jamur Akar hitam. Menyerang akar, pengendalian:
sama dengan penyakit akar umumnya.
3.4.10 Gulma
1)
Pengendalian gulma di areal TBM:
a)
Cara mekanis, dengan mencabut gulma, memotong
gulma di permukaan dan di bawah tanah.
b)
Cara kimia, menggunakan herbisida pra tumbuh
Goal 2E (1-2 L/ha), Caragard 70 WP (2-3 kg/ha), Simazine (2-3 kg/ha), Sencor 70
WP (0,5-1,0 kg/ha).
c)
Pengendalian gulma di areal TM:
-
Melaksanakan kultur teknis dengan tepat,
pemetikan rata agar tajuk menutup tanah, penyulaman intensif dan pemulsaan.
-
Cara mekanis. Cara kimia dengan herbisida pra
tumbuh seperti Karmex 70 WP (1-1,5 kg/ha), Nitrox 70 WP (1-1,5 kg/ha), Caragard
80 WP (2-3 kg/ha) atau Goal 2E (1-2 L/ha).
3.4.11 Panen
Ciri
dan Umur Panen
Pada tanaman teh, panen berarti memetik pucuk/daun teh muda
yang berkualitas dalam jumlah sebesar-besarnya dengan memperhatikan kestabilan
produksi dan kesehatan tanaman. Tanaman memasuki saat dipetik setelah berumur
3 tahun. Daun yang
dipetik adalah:
1.
Peko: Pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif
2.
Burung: Pucuk/tunas yang sedang istirahat
3.
Kepel: Daun kecil yang terletak di ketiak daun
tempat ranting tumbuh.
Cara
Panen
Terdapat
tiga macam petikan teh, yaitu:
1.
Petikan jendangan, petikan pertama setelah
pangkasan untuk membentuk bidang petik agar datar dan rata.
2.
Petikan produksi, dilakukan setelah petikan
jendangan:
a)
Semua tunas yang melewati bidang petik dan
memenuhi rumus petik harus diambil, tunas yang melewati bidang petik tetapi
belum memenuhi rumus petik dibiarkan.
b)
Tunas yang terlalu muda harus diambil.
c)
Semua pucuk burung diambil.
d)
Tunas cabang yang menyamping dan tingginya tidak
lebih dari bidang pangkas dibiarkan.
e)
Petikan gandesan, dilakukan di kebun yang akan
dipangkas dengan cara memetik semua pucuk tanpa melihat rumus petik.
3.4.12 Periode Panen
Panjang pendeknya periode pemetikan ditentukan oleh umur dan
kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan tanaman.
Pucuk teh dipetik dengan periode antar 6-12 hari. Teh hijau Jepang dipanen
dengan frekuensi yang lebih lama yaitu 55 hari sekali.
Prakiraan
Produksi
Produksi
diharapkan mencapai 200 kg berat kering/ha/tahun.
Pascapanen
Waktu memetik teh, jangan menggenggam pucuk terlalu banyak.
Pucuk hasil petikan ditempatkan di dalam keranjang 10 kg yang digendong di atas
punggung. Waring (keranjang bambu) digunakan untuk menampung hasil petikan
dengan ukuran minimal 150 x 160 cm dengan daya muat 20 kg (maksimal 25 kg).
Tempatkan waring dalam keadaan terbuka dan tidak ditumpuk di tempat teduh (di
los).
3.5 Analisis
Ekonomi Budidaya Tanaman
3.5.1 Analisis
Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya teh pada lahan datar s/d 15
derajat dengan penanaman baris tunggal lurus selama masa tanam 6 tahun dengan
luas lahan 1 hektar di daerah Jawa Barat tahun 1999.
3.5.2 Gambaran Peluang Agribisnis
Teh adalah minuman yang diminati oleh hampir setiap bangsa
di dunia. Industri perkebunan teh di Indonesia telah menghasilkan teh yang
berkualitas ekspor. Untuk lebih meningkatkan nilai tambah produk pertanian
strategis ini, sebaiknya industri teh didiversifikasi ke arah pembuatan produk
teh.
Selama ini Indonesia hanya mengekpor teh saja, pengolahan
teh untuk mendapatkan citarasa tertentu dan pengemasannya dilakukan di luar
negeri. Dengan demikian, konsumen di luar negeri tidak mengetahui bahwa teh
yang mereka minum ditanam di Indonsia, Pendirian industri pengemasan teh siap
konsumsi merupakan alternatif yang menarik dalam agribisnis teh.
3.6. Standar
Produksi
3.6.1
Ruang Lingkup
Standar produksi ini: meliputi syarat mutu, pengambilan
contoh, cara uji, penandaan.dan pengemasan.
3.6.2 Diskripsi
Teh adalah pucuk dan daun muda kering dari tanaman thea
sinensis (L) sims yang telah diolah. Standar mutu teh di Indonesia tercantum
dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3836-1995.
3.6.3 Klasifikasi
dan Standar Mutu
a)
Air: maksimum 12%
b)
Abu: maksimum 7%
c)
Abu dapat larut dalam air: minimum 50% dari
kadar abu
d)
Ekstrak dalam air: minimum 33%
e)
Theina: minimum 5%
f)
Logam-logam berbahaya (Pb, Cu, Hg) dan arsen:
tidak nyata
g)
Bau, rasa, keadaan: normal
Adapun
cara uji adalah:
1.
Kadar Air 5-10 gram contoh (yang telah digerus
dan dihaluskan) ditimbang dalam sebuah botol timbang. Lalu keringkan pada 105 derajat
C, didinginkan dan timbang hingga bobotnya tetap Kadar air = (pengurangan bobot
bahan / berat gram contoh) x 100%
2.
Abu 5-10 gram contoh (yang telah digerus dan
dihaluskan) ditimbang dan dicampurkan dengan air sampai menjadi bubur,
tambahkan 1 ml asam sulfat pekat, kemudian panaskan sampai kelebihan asamnya
hilang. Sesudah itu dipijar lalu didinginkan dan dibasahi lagi dengan 2-3 tetes
asam sulfat pekat dan dipijarkan lagi. Selam dipijar tambahkan beberapa butir
amonium karbonat untuk mempermudah pengabuan, dinginkan dan timbang hingga
bobotnya tetap. Kadar abu=(bobot abu / berat gram contoh ) x 100%
3.
Abu dapat larut dengan air abu yang terdapat
dalam kadar abu diatas ditambah dengan air dan dipanaskan diatas pemanas air,
kemudian disaring dan dicuci dengan air panas 2-3 kali. Kertas saring (berikut
endapannya) dipijarkan dalam cawan petri, lalu didinginkan dan ditimbang hingga
bobotnya tetap. Kadar abu larut dalam air = (pengurangan bobot masal abu /
berat gram contoh ) x 100%
4.
Kadar kotoran (pasir, tanah, dsb) 5-10 gram
contoh (yang telah dihaluskan) diabukan seperti keterangan diatas tersebut,
kemudian abu ditambah/dilarutkan dalam HCl encer (25%) dan dipanaskan kedalam
penangas air. Setelah selesai disaring dan dicuci dengan air panas hingga tak
bereaksi asam lagi, sisa saringan dipijar, dinginkan ditimbang hingga bobotnya
tetap. Kadar abu=( bobot kotoran / berat gram contoh ) x 100%
5.
Kadar ekstrak (sari) Kertas saring bulat
dikeringkan pada suhu 105 derajat C. Dinginkan dan timbang. Masukan 5 gram
contoh kedalam piala 1 liter tambahkan 750 ml air didihkan selama 15 menit,
saring dengan kertas saring lalu dinginkan dan ditimbang. Sisa dalam piala
ditambahkan lagi dengan 750 ml air dan didihkan kemudian saring. Pekerjaan
serupa diulangi sampai 4 kali. Pada saringan terakhir dikumpulkan, kemudian
dikeringkan pada suhu 105°, didinginkan dan ditimbang hingga bobotnya tetap.
Pengurangan bobot bahan asal dikurangi kadar air adalah kadar ekstrak (sari).
3.6.3 Pengambilan
Contoh
Menurut persetujuan pembeli dan penjual, contoh itu mewakili
suatu tanding (pertij). Jumlah tiap-tiap contoh sekurang-kurangnya 250 gram
Pengemasan
Pasar internasional memerlukan dua macam teh yaitu:
a)
Teh hijau yang tidak difermentasi.
b)
Teh hitam
yang difermentasi.
Kedua
jenis teh tersebut diekspor dalam bentuk daun (leaf) atau serbuk teh (dust).
Teh hijau dikemas dalam kemasan 3 kg baik untuk daun maupun serbuk teh.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian Dan Pengkajian Pada
Waktu Membuat Karya Tulis Ilmiah Ini, Kami Berdua Sepakat Untuk Menarik
Kesimpulan Bahwa Teh (Camellia Sinensis L.)
Adalah Tanaman Yang Mempunyai Banyak Manfaat Bagi Kesehatan, Diantaranya
Sebagai Penenang Stress, Karena Teh Ini Mengandung Aroma Yang Khas Yang Dapat
Menenangkan Stress Atau Ketika
Saraf-Saraf Kita Sedang Tegang.
B. Saran
Dalam Dunia Modern Diharapkan Teh Mampu Menjadi
Pilihan Alternative Di Bidang Kesehatan
Yang Berbahan Dasar Herbal, Selain Itu Dalam Dunia Industri Melalui Tekhnologi Modern Dapat Dikembangkan
Menjadi Suatu Inovasi Yang Mempunyai
Nilai Jual Yang Tinggi, Sehingga Di Masa Yang Akan Datang Industri Teh
Mampu Mendongkrak Perekonomian Bangsa Kita.
DAFTAR PUSTAKA
-
M.Sultoni Arifin, Dr. dkk. 1992. Petunjuk Kultur
Teknis Tanaman Teh. Pusat Penelitian Perkebunan Gambung. Bandung.
-
Rasjid Sukarja, Ir. 1983. Petunjuk Singkat
Pengelolaan Kebun Teh. Badan Pelaksana Protek Perkebunan Teh Rakyat dan Swasta
Nasional. Bandung.
-
Trubus No. 346. 1998. Kebun Teh Jepang di Garut.
-
Nusaindah, 2008. Teh Hijau dan Payudara
-
Journal of Cellular Biochemistry edisi
Juli 2001
-
Kompas, Awan Sundiawan. 2008 Teh Hijau
Penghancur Lemak Alamai
-
Kompas, 2010, Sejuta Manfaat Sehat Teh
Hijau